Minggu, 01 April 2012

Satu Pelangi Tidak Cukup

Bayangkan dia masih tetap sama, kataku, Dia tidak mati; dia hanya.. pergi jauh..By ~ James Whitcomb.. Ketika Kakek datang menjemputku ke sekolah, tahulah aku bahwa ada yang tidak beres, sebab mestinya Ibu yang menjemputku. Kami semua rencananya akan makan malam di luar hari itu, untuk merayakan ulang tahun teman kami, Sherry. Waktu Kakek memberitahuku bahwa kau kena serangan jantung, kukira Kakek cuma bercanda. Ketika kulihat ia serius, rasanya aku mau mati saja. Aku terlalu shock untuk menangis sekalipun. Aku merasa lumpuh dan tak berdaya. Aku cuma bisa duduk dan berpikir, Kenapa? Kau begitu besar, kuat, dan sehat. Kau berolahraga setiap hari. Ku pikir kau tidak mungkin akan kena serangan jantung. Berada di rumah sakit rasanya sangat menakutkan. Kau dalam keadaan koma. Banyak sekali selang dan mesin-mesin di sekitarmu. Kau sama sekali tidak seperti dirimu yang biasa. Kurasakan tubuhku gemetar. Aku ingin kau bangun dari mimpi buruk yang mengerikan ini dan membawaku pulang. Seluruh rumah sakit itu penuh dengan orang yang datang menjengukmu. Mereka sangat baik terhadapku. Tak ku sangka kau punya banyak begitu teman yang baik. Sherry juga datang, tapi kami tidak jadi merayakan ualng tahunnya. Hari pertama itu diikuti oleh dua hari yang penuh kesedihan dan kegelisahan, malam-malam tanpa tidur dan penuh doa. Tapi semuanya sia-sia. Pada tanggal 24 Juli terjadi peristiwa yang sudah sepuluh tahun ini, dan mungkin ini juga akan menjadi yang paling menyedihkan dalam keseluruhan hidupku. Satu-satunya orang yang aku kagumi, melebihi siapa pun di dunia ini, meninggal. Aku bahkan tidak tahu, apakah kau mendengar ucapan selamat berpisahku. Aku belum pernah menghadiri upacar pemakaman. Aku terpanjat melihat lebih dari seribu orang datang melayat. Seluruh keluargadan teman-teman kita ada disana, ditambah banyak orang yang tak ku kenal. Kupikir, kau pasti memperlakukan mereka dengan istimewa, atpi kau adalah ayahku. Hari itu baru ku ketahui bahwa begitu banyak orang lain yang juga menganggapmu istimewa. Kini, meski setahun lebih telah berlalu, aku masih terus memikirkanmu sepanjang waktu dan masih sangat merindukan dirimu. Kadang-kadang aku menangis hingga tertidur di malam hari, tapi ku coba untuk tidak terlalu putus asa. Aku tahu, masih banyak yang bisa kusyukuri. Dalam sepuluh tahun hidupku, kau memberiku begitu banyak cinta daripada yang mungkin pernah dirasakan anak-anak lain seumur hiidup mereka. Memang, sekarang kau tidak bisa lagi bermain sepak bola denganku di akhir pekan, menceritakan lelucon-leluconmu atau pun menyelundupkan donat untukku. Tapi aku juga tahu bahwa kau masih tetap ada bersamaku. Kau ada di hati dan tulang-tulangku. Aku bisa mendengar suaramu di dalam benakku, membimbingku menjalani hidup ini. Kalau sedang tidak tahu apa yang mesti aku lakukan, kucoba membayangkan, apa yang kausarankan padaku. Kau masih ada disini, memberiku nasihat dan membnatuku memecahkan masalah. Aku tahu bahwa apa pun yang kulakukan, aku akan selalu menyayangimu dan mengingatmu.. Aku pernah mendengar bahwa saat seseorang berpulang, Tuhan mengirimkan pelangi untuk membawa orang itu ke surga. Pada hari kau tiada, dua buah pelangi muncul di langit. Tinggiomu enam kaki empat inci. Kurasa satu pelangi tidak cukup utnuk membawa mu ke surga. Aku sayang padamu, Ayah ~ Matt Sharpe, 12 Tahun :)

Rabu, 28 Desember 2011

Sweet Lollipop

Aku punya sahabat kecil yang akrab sekali denganku , namanya Dafy Caraka Pratama , biasa dipanggil Dafy . Walaupun dia sahabat cowok , dia sangat perhatian sekalali denganku . Kami bertetangga sejak kecil , bahkan sehabis dilahirkan . Kami berdua lahir di tempat yang sama , tempat tidur kami pun bersebelahan . Selihir lahirnya pun hanya 8 jam , dan Dafy lebih dulu dilahirkan . Sejak berusia 3 tahun , aku dan Dafy setiap sore hari tiba , kami selalu bersepeda bersama mengelilingi perumahan . Kegiatan rutin itu berhenti saat Dafy harus meninggalkan kota ini . Dafy harus pindah saat menginjak usia 8 tahun . Dia terserang harus kehilangan kekebalan tubuhnya , atau lebih tepat disebut lupus . Rumah sakit di rumahku tidak memiliki peralatan medis yang Dafy butuhkan sekarang , peralatan medisnya tak selengkkap ruamh sakit di kota-kota besar . Jadi , itu semua mengharuskan Dafy untuk meninggalkan kota kelahirannya . Dia dipindahkan ke luar kota , untuk mendapatkan perawatan yang intensif . 1 tahun sakit yang diderita Dafy tak kunjung selesai .. Tepat satu tahun Dafy pergi , aku juga harus pindah , tapi sayangnya di kota yang berbeda dengan Dafy bertempat tinggal sekarang … Aku pindah karena pekerjaan ayahku . Semenjak itu , kabar tentang Dafy tak pernah ku dengar . 10 tahun tlah berlalu .. aku mendapatkan beasiswa kuliah di Harvard University , Amerika . Cita-citaku yang slalu aku nanti-nantikan akhirnya terwujud . Sejak kecil aku dan Dafy berjanji ,” suatu saat nanti , kita pasti bias kuliah di Harvard “ . Semua orang menertawakanku , saat aku menceritakkan keinginanku untuk kuliah disana , kedengarannya memang sangat tidak mungkin . Tapi pada kenyataannya lah , sekarang aku bias duduk di bangku Harvard . Sayanynya , aku tidak bersama Dafy . Pikirku , mungkin Dafy sudah pergi dari dunia ini , karena penyakit yang dideritanya . Aju kangen sekali , sama gaya Dafy berbicara , cara dia senyum , canda , tawa ,pernah aku lalui bersamanya .Jujur, aku sangat beruntung bias mengenal dia , apalagi menjadi sahabatnya . Aku pikir dia adalah sosok yang pantang menyerah dan tak kenal putus asa . “za!” sapa Fhiya , membuyarkan lamunanku “apa’an sih ?” “ngapain lo? Ngelamun? Mikiran sapa? Udah naksir lo sama salah satu cowok disini ? “apa’an sihhhh !!!” Aku dan Fhiya kenal sejak kuliah disini . Fhiya kenalanku yang berasal dari Indonesia . Jadi , aku tak perlu susah payah berbicara bahasa inggris denganya . Beberapa bula kemudian …. Pagi yang dingin sekali .. Baru kali ini aku merasakan salju . Seumur hidupku , ini kali pertama senangnyaa .. pagi ini aku jalan-jalan mengelilingi Harvard , maklum . Sejak kuliah disini , aku belum pernah menyusuri Harvard karena tugas yang tak ada habisnya , belum lagi ujian yang sering diadakan . Jadi beberapa bulan itu , waktu ku habis di kamar kosku menatap buku yang tak ada habisnya . tak sengaja aku menyenggol seseorang yang ada di depanku , dan buku yang dibawanya jatuh semua . “ah ! I’m sorry” kataku “It’s okay , no problem
” Ku balas dia hanya sebuah senyuman, dan langsung aku membantunya membereskan buku-buku tadi . Sewaktu aku membereskan salah satu buku diantara yang lain , buku itu bertuliskan “ DAFY CARAKA PRATAMA “degg, jantungku berdetak sangat kencang .. beribu pertanyaan dating di benakku Apa yang ada dihadapanku sekarang Dafy ? Apa dia sudah sembuh ? Apa ia tak pergi dari dunia ini ?
Apa betul dia sudah menggapai cita-citanya ? Apa benar semua pertanyaanku ?? “ May I know your name ?” tanyaku “With my pleasure , My name’s Dafy , I’m from Indonesia” jawabnya “Do you still remember me ?” “hmm , what’s your name ?” “Faza , I’m from Indonesia” Sore itu juga , dia langsung mengajakku makan di salah satu kafe dekat kampus .. Disan dia menceritakan semua kisah pahit yang didalamnya . Dafy hamper meninggal dunia saat berusia 13 tahun . Kekebalan tubuhnya sangat tipis dan ada seseorang yang berniat buruk . Ada seseorang yang mencoba mematikan alat pendetak jantung yang saat itu berada di samping Dafy . Sayangnya , Dafy pada saat keadaan tidak sadar . Dan , dafy sempat tidak menghembuskan nafasnya . Beruntung , suster cepat dating dan memanggil dokter . Saat dokter mencoba menghidupkan detak jantungnya , Dafy seperti berada di sebuah lorong .. Setelah menyusuri lorong tersebut ada dua pintu di hadapannya , pintu kanan dan kiri . Sayangnya , pintu sekarang yang terbuka ialah pintu sebelah kiri . Dia segera memasuki pintu tersebut . Banyak orang seperti telah mengalami kebakaran , sekujur tubuh mereka ada api yang menyala-nyala , layaknya neraka . Dfay takut , akhirnya dia memutuskan untuk mundur . perjalanannya mundur , dia mendengar suara ponsel ayahnya , 1 detikpun dia membuka matanya lebar-lebar . Dan , sekarang dia sudah berada tempat dimana dia dirawat tadi . Tak terasa air mataku jatuh , membasahi pipiku . aku membayangkan saja , apa yang dialami sahabat kecilku . Syukurnya , karena mukjizat yang diberikkan Allah SWT , Dafy bias melawan yang menyerang dirinnya . Tak hanya itu , disaat Dafy genap berusia 16 tahun , orang tuanya bercerai . Dafy hancur .. hancur.. dan hancur .. Dia sudah tidak tahan . Bahkan ,dia sudah mencoba untuk bunuh diri . Dia sudah mencoba untuk bunuh diri dengan cara lompat dari lantai 8 apartemennnya . Beruntung , dia sadar , akan pengorbanan orang tua untuknya melawan penyakit yang pernah dideritanya . 2 jam lebih , aku duduk disebelah Dafy . Entah mengapa , saat aku berada di dekat Dafy , hatiku saat damai . Penjual lollipop yang leawt di hadapanku , sebagai symbol aku dan Dafy selalu bersama walau kita tak mungkin saling memiliki , karena kita sahabat selamanya . Lolllipop berbentuk lingakaran , hubungan kami jugga seperti itu , walau tak mungkin untuk saling memiliki , tapi tak pernak berujung . Kita kan meraih kesuksesan bersama .. SWEET LOLLIPOP

Kamis, 27 Oktober 2011

Ketika Matahari Bersinar

Namaku Aulia Rizky Salsabil, biasanya temen-temenku memanggilku "Lia". Aku bisa dibilang dari keluarga yang terpandang, ayahku seorang pejabat, ibuku seorang pengusaha, kakak perempuanku kuliah di Harvard University, kakak laki-lakiku SMA sekolah elit di Jakarta, sedangkan aku sendiri duduk di bangku SMP kelas 3 di salah satu sekolah elit Jakarta. tapi semua sirna dalam sekejap, setelah peristiwa mengenaskan itu terjadi. Ceritanya begini..... Pagi itu pagi yang amat cerah, untuk beberapa hari ke depan, aku dan keluarga berlibur ke New York, maklum setiap liburan tiba, aku sekeluarga selalu berlibur ke luar negeri, bahkan hampir semua negara-negara berat sudah pernah aku kunjungi. setelah 4 hari disana, sekarang tiba saatnya untuk kembali ke tanh air, sedih rasanya, tapi mau gimana lagi, liburan sudah hampir habis, dan perjalan New York - Indonesia memakan waktu yang cukup lama :( Setibanya di Indonesia, entah mengapa, hatiku seperti hancur berantakan, aku seperti tau, apa yang akan terjadi, selama seminggu, hatiku tak henti-hentinya berprasangka buruk. Seperti ada kejadian yang selama ini tak pernah kusangka aka segera terjadi. Aku takut.. dan, sepertinya, benar apa yang aku takutkan, pagi-pagi Ibuku harus dilarikan ke rumah sakit karena serangan jantung. Setibanya di rumah sakit, ibuku harus dioperasi, karena bukan hanya serangan jantung saja, tetapi ibuku ternyata juga terkena diabetes. Dan lemak yang ada di dalam tubuhnya sudah melampui batas. Aku hanya menangis dan berdoa agar operasi berjalan lancar dan ibuku bisa diselamatkan.... Tapi, rupanya Tuhan berkehendak lain. Operasi yang dilakukan ibuku malah membuat kondisi ibuku lebih parah. Sepertinya terjadi beberapa kesalahan dalam operasi tersebut, sehingga ibuku malah menjadi lebih buruk. Karum yang seharusnya bertugas untuk menipiskan lemak itu, jarum malah menusuk syaraf ibuku. sehingga menjadi seperti ini. Air mata ini, tak henti-hentinya aku keluarkan, beribu-ribu air mata suadh aku keluarkan.... Aku, ayah, dan kak Balqis hanya bisa berdoa. Itulah satu-satunya cara, agar ibuku bisa sembuh seperti sedia kala. Hari ini seperti hari terburuk yang pernah aku lalui, dua bulan telah berlalu, tidak ada kabar baik dari ibuku, sampai sekarang ibuku masih berada di rumah sakit dengan perawatan yang intensif. Biaya yang dikeluarkan utnuk pengobatan ibuku, telah menelan ratusan juta. Lebih parahnya lagi, ayahku tidak bisa lagi membiyayai lagi pengibatan tersebut, karena ayah dikenai denda 1 triliun dan ayah harus dipenjara selama 5 tahun, ayahku terlibat dalam kasus korupsi wisma atlit "Ya Alla, apa yang harus aku lakukan kepada-Mu Ya Allah, berikanlah hamba-Mu ini petunjuk-Mu Ya Allah..." akhirnya rumah mewah nan megah yang selama ini aku tempati pun hanya aku dan kak Balqis yang menempati. Di sekolah pun aku dan kak Balqis sering dihina, karena kasus yang menimpa ayahku. Dulu, aku sering dipuji sama temen-temenku karena kekayaan dan kecantikan yang aku miliki, tetapi setalh semua sirna, temen;temenku menjahui ku dan mahalnya SPP yang harus dibayar, membuat aku dan Kak Balqis pindah sekolah. tidak ada lagi kata sekolah "elit" lagi bagiku :( dan, kalian tahu.. kakak perempuanku, Kak Sita yang sekarang sedang kuliah di Harvard University meninggal dunia, karena kecelakaan yang menimpanya saat hendak pulang ke tanah air. Pesawat yang membawa Kak Sita pulang ke Tanh Air mengalami kecelakaan, dan jatuh ke Lautan, dan hingga sekarang jasad kakakku belum ditemukan. Aku seperti ingin MATIII!!! semuanya sudah menimpa keluargaku, kenapa semua ini yang mengalami harus orang-orang terdekatku, kenapa bukan aku sendiri yang harus mengalami ini semua... Ya Allah sekarang Aulia bukanlah anak dri seorang pejabat dan pengusaha, yang setiap kali liburan tiba, selalu berlibur ke luar negeri.. dan apakah kalian tahu.. seharusnya bulan lalu aku harus mengikuti Olimpiade se asia Tenggara di Kamboja, tapi sayangnya, apa yang aku cita-citakan selama ini tidak akan pernah terwujud. Aku terpakda untuk tidak mengikuti Olimpiade itu, karena faktor biaya, padahal aku sudah terpilih unuk mewakili Indonesia. Sekarang aku dan Kak Balqis tinggal di sebuah rumah kontrakan kecil. sekarang hanyalah rumah kumuh dan jauh dari kata layak yang aku tempati. Dan ibuku pada akhirnya meninggal dunia karena sarafnya yang semakin parah.............

Jumat, 30 September 2011

I love you, Mom


IBU..
ibu adalah segala~segalanya..
dialah penghibur kita dalam kesedihan..
tumpuan harapan dalam penderitaan..
dan..
kekuatan kita dalam kelemahan.
ia menjadi sumber..
rasa cinta..
kasih..
dan maaf..
seseorang yang kehilangan ibu..
akan kehilangan sebuah jiwa suci..
yang memberkati dan menjaganya tanpa henti..
sgla sesuatu dari alam semesta ini..
menunjukkan peran keibuan..


I love mom